Reporter: Qirana Wahida Putri
Editor: Novianita Sari
Firdausi Nuzula merupakan salah satu mahasiswa jurusan akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Cendekia Bojonegoro. Sekarang ini ia telah berhasil menjadi owner dari usaha Rajut Crobo Bojonegoro.
Usaha rajut crobo tersebut dirintis sejak ia masih menduduki masa perkuliahan lebih tepatnya yaitu pada
tahun 2016.
Asal mula usaha kak firdausi ini berawal dari adanya PKM atau program kreativitas mahasiswa di
kampus saat semester satu, dimana pada waktu itu diwajibkan untuk mengajukan proposal PKM atau
program kreativitas mahasiswa. Pada saat itu juga terdapat kerajinan fanel yang lagi tren–trennya dimasa itu,
awalnya ia mau mengajukan kerajinan tersebut namun sayangnya ditolak oleh dosen karena sudah banyak
yang mengambil kerajinan fanel dan mencoba mengajukan judul lain yaitu kerajinan rajut, setelah
mengajukan dan ternyata langsung diterima oleh dosen.
Sedikit cerita dari kak firda, ia sebenarnya sempat bingung ketika judul tersebut diterima, karena ia tidak
bisa ngerajut dan lama kelamaan muncul rasa penasaran buat bikin rajutan itu bagaimana, kemudian ia
melihat - lihat di youtube sambil diajari ibunya. Banyak orang zaman dulu yang bisa nyongket, namun model-
modelnya tidak bervariasi. Dan akhirnya ia belajar teknik dasar nya dari ibunya, dan untuk model-modelnya
nya lihat di youtube. Dan memulainya belajar dengan beraneka ragam variasi model-model produk rajutan.
Kak firda ini mengembangkan usaha nya sejak tahun 2018, setiap ada lomba pasti rajutnya diikutkan,
namun belum pernah ada yang lolos. Ia pernah mengikuti lomba Bisnis plan, LKTI (Lomba Karya Tulis
Ilmiah), pengabdian masyarakat, dan festival payung rajut indonesia tahun 2019. Namun dengan
kegagalanya itu ia tidak pernah menyerah, ia terus mencoba dan mencoba. Dengan komitmen tekad yang
kuat ia ingin memperbaiki agar semisal ada lomba lagi bisa menampilkan yang terbaik.
Beberapa bulan kedepan setelah memperbaiki karyanya, ia mampu mengembangkannya menjadi lebih
pesat lagi. Usaha crobo tersebut melibatkan teman - teman komunitas rajut untuk produksinya dan untuk
pemasarannya dengan adanya reseler. Komunitas rajut tersebut barada di desa Kenep kecamatan Balen
kabupaten Bojonegoro. Untuk penjualannya usaha crobo ini menggunakan sistem Pre Order ( PO ), yamg
dijual melalui sarana media online diantaranya yaitu Whattsap, Instagram, Facebook dan mempromosikannya
ke sekolah – sekolah. untuk jangkauan penjualannya keberbagai kota mulai dari dalam kota sampai luar kota,
Papua, Bogor, Sidoarjo, Bekasi, dan lain-lain.
Setiap usaha pasti membutuhkan pengorbanan, begitu juga kak firda ini. Pengorbanannya itu harus kuat
mental kalau ada kritikan dan masukan dan harus siap meluangkan waktu. Biasanya kalau lagi banyak
orderan harus siap lembur sampai malam. Dalam usaha pasti pernah mengalami jatuh bangun.
Tantangan bagi kak firdausi sendiri yaitu harus bisa mengikuti perkembangan dari masa ke masa bisa
dibilang yang lagi viral. Kalau zaman dulu hanya buat tas saja, sekarang harus bisa buat karya yg lain yang
mengikuti tren saat ini. Contohnya seperti ini kita sekarang berada di masa pandemi dimana semua orang
diwajibkan untuk memakai masker. Dari situ dapat dijadikan produk masker dari hasil rajutan. Itu merupakan
peluang baginya. Banyak orang yang mencari masker yang unik untuk dipakai. Selain nyaman dipakai juga
terlihat cantik bagi yang memakainya. Di sisi lain kak firdausi ini juga mengalami kendala dalam menjalankan
usaha rajut crobo tersebut. Tidak adanya admin yang memegang media sosial membuat nya kurang nyaman.
Tetapi itu tetaplah bisa di atasi dengan dirinya sendiri.
Kak firdausi ini termotivasi menjalankan usaha crobo dari membaca buku motivasi dan buku sukses
story seseorang, yang dapat membuat usahanya semakin berkembang. Kak firda berharap sutu hari nanti
bisa membuka lapangan kerja lebih banyak lagi dan bisa memperluas pangsa pasarnya.(jelas Firdausi Nuzula).(*)
0 komentar:
Posting Komentar