Senin, 28 September 2020

Makna Dibalik Akreditasi

Oleh: Hermawan B. Prasetiyo, SE, MSA, Ak.

Kaprodi Akuntansi, Hermawan B. Prasetiyo, SE., MSA, Ak 

Editor: Novianita Sari

      Akreditasi sejatinya adalah sebuah harapan bagi setiap perguruan tinggi. Tak terkecuali bagi STIE Cendekia yang pada tahun 2019 lalu, salah satu prodinya yakni akuntansi memperoleh akreditasi B. hal ini tentunya menjadi kebahagiaan bagi semua civitas akademika di STIEKIA. 

      Tidak mudah untuk mendapatkan akreditasi B. kami segenap dosen dan karyawan serta seluruh mahasiswa terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian tersebut. Lama waktu yang dibutuhkan dalam proses persiapan akreditasi adalah berbulan-bulan bahkan mendekati hitungan tahun. Kami berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan angka akreditasi itu menjadi B. dan ini juga tidak lepas dari doa seluruh civitas akademika dan pihak-pihak lain yang cinta terhadap prodi akuntansi secara khusus dan STIEKIA secara umum. Lalu apa makna sebenarnya dari akreditasi itu? Apakah hanya sebagai simbol bergengsi yang dimiliki oleh prodi? Atau sebagai cerminan pelaksanaan Tri Dharma yang sudah dilakukan? Atau bahkan tantangan yang harus dikejar oleh STIEKIA? Berikut beberapa makna akreditasi yang dijelaskan oleh Pak wawan Selaku Kaprodi Akuntansi. 

1. Akreditasi bermakna harapan 
    Harapan bisa berarti harapan semua pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Pada aspek internal terdapat yayasan, kampus, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Yayasan tentu menginginkan setiap prodinya memiliki akreditasi yang baik. Hal ini dikarenakan, yayasan selalu mempunyai visi misi yang harus diwujudkan melalui lembaga yakni STIEKIA untuk mencapainya. Nah, salah satunya adalah akreditasi. Jika akreditasi semakin baik, maka yayasan merasa bangga ikut mengantarkan lembaganya menjadi perguruan tinggi yang baik dan bisa dikenal oleh masyarakat luas. Kampus, makna harapan terhadap akreditasi adalah bahwa kampus STIEKIA akan dikenal di masyarakat sehingga menyebabkan banyak mahasiswa yang ikut daftar untuk kuliah di STIEKIA. Semakin besar mahasiswa yang kuliah, maka kampus akan semakin maju, baik dalam hal prestasi maupun prasarananya. Dosen, dosen berharap bahwa dengan adanya akreditasi, maka salah satu benefitnya adalah akan ada banyak hibah-hibah yang diberikan baik melalui pemerintah maupun swasta yang juga sekaligus menjalin kerja sama dengan lembaga dan dosen sebagai tenaga ahlinya dalam memberi pelayanan, baik kepada mahasiswa maupun kepada masyarakat. Karyawan, dengan akreditasi meningkat yang berdampak pada jumlah mahasiswa yang akan berkuliah maka secara tidak langsung kesejahteraan kepada karyawan juga akan meningkat. Kesejahteraan juga bermakna bahwa kampus akan menjadi salah satu tempat berpijaknya karir bagi alumninya sendiri. Mahasiswa, bagi mahasiswa akreditasi sangat penting. Salah satu utamanya adalah agar saat lulus nanti mahasiswa mendapat pengakuan dari pihak ekskternal terutama bagi yang mencari pekerjaan. Pihak penerima kerja akan lebih percaya kepada kampus yang meluluskan mahasiswanya dengan akreditasi prodi yang baik. 

2. Akreditasi bermakna capaian 
   Akreditasi bermakna capaian adalah bahwa selama menjalankan proses tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat, terdapat capaian yang diraih. Semisal pada sisi pendidikan dan pengajaran, dosen melakukan proses perkuliahan dengan menggunakan metode-metode kreatif seperti video tutorial atau memberikan bekal praktik (bisa juga terjun langsung ke lapangan untuk lebih memberikan pengalaman kepada mahasiswa) dalam proses belajar mengajar. Semua proses itu menjadi capaian dari target yang telah dibuat. Lalu pihak eksternal sebagai lembaga independen yakni BAN-PT (yang mengeluarkan surat akreditasi) “memotret” kondisi real saat melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran di kampus. Selain menjadi capaian internal, metode ini dirasa bagus, karena akan meningkatkan poin akreditasi untuk menjadi lebih baik lagi. 

3. Akreditasi bermakna evaluasi 
   Pada aspek yang ketiga ini, lebih mengarah pada sudut pandang internal. Jika akreditasi kita baik, maka bukan berarti tidak ada yang dapat dievaluasi. Tergantung pencapaian yang akan kita inginkan. Jika target yang di inginkan tinggi, walaupun mendapat akreditasi B, namun tetap tidak pusa terhadap nilai tersebut, dan berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Nah, akreditasi menjadi titik dimana bisa mengetahui “start” untuk saat ini dan dimana capaian “finish” yang akan ditetapkan. Maka dengan begitu perubahan akan selalu tercipta dan membuat agar bergerak lebih maju tanpa terpaku pada nilai akreditasi. 

4. Akreditasi bermakna tantangan
   Untuk aspek yang keempat adalah kelanjutan dari point nomor 3. Pointnya adalah “berani tidak kita membawa dampak positif lebih besar kepada masyarakat?” acuannya bukan hanya nilai akreditasi semata tapi sudah skala global yang dipikirkan. Mungkin saja sudah bangga saat mendapatkan akreditasi B sementara kampus lain dan prodi lain masih di bawah itu. Nah, ini bukanlah tantangan yang dimaksud. Dalam bahasa populernya adalah “bergerak dari zona nyaman”. Kalau apa yang dilakukan saat ini bisa dikatakan mudah dan saat meraih kesuksesan bisa menikmatinya maka itu sedang tidak berada pada zona tantangan, melainkan zona nyaman. 

      Zona tantangan adalah tidak peduli seberapa nilai saat ini, tidak peduli kampus lain lebih tinggi atau rendah dari kampus kita dalam hal akreditasi, tetapi kata kuncinya adalah kita sebagai agent of change,seberapa dekat bisa berevolusi dengan perubahan dan perkembangan zaman. Bahkan menjadi sebuah yang unik dan independen diantara semua (berbeda dengan yang lain yang sudah ada) juga bisa dikatakan suka sekali tantangan. Seperti pak wawan ini yang mengidolakan bapak presiden kita yang sekarang, yakni bapak Joko Widodo, bahwa beliau bekerja tanpa melihat kanan dan kiri namun fokus kepada “gerbong” yang dibawanya untuk sampai kepada suatu titik dimana Indonesia Maju dan sanggup melampaui berbagai tantangan. 

      Kesimpulannya adalah berikan kepada para pembaca khususnya kepada mahasiswa, jikalau kalian sanggup maka capailah target-target yang sudah diberikan oleh kampus maupun prodi, karena itu sangat baik untuk diri kalian dalam hal pengembangan diri. Namun jika hal itu sudah dirasakan mudah (target￾target dari kampus kalian untuk belajar), maka bersiaplah untuk mengambil “porsi” yang sebenarnya yakni hidup dengan sejuta tantangan, karena tantangan itu ada di dalam individu masing-masing dan tidak bisa dicetak oleh sistem atau lingkungan apapun, namun tantangan sangat mungkin bisa dipelajari.

0 komentar:

Posting Komentar